
Akhir Oktober lalu, Facebook resmi mengumumkan nama baru induk perusahaan yang menaungi Facebook, WhatsApp, Instagram dan lainnya. Perusahaan yang awalnya bernama Facebook Inc tersebut, kini berganti nama menjadi “Meta”.
Hal itu diumumkan sendiri oleh CEO Facebook Mark Zuckuerberg mengumumkan dalam konferensi tahunan Connect. Pada konferensi yang digelar pada Kamis (28/10/2021) waktu Amerika Serikat tersebut Zuckerberg juga menjelaskan alasan perbahan nama perusahaan tersebut.

Perubahan nama ini dilakukan untuk mencerminkan tujuan besar yang tengah dibangun perusahaan. Sebagaimana diketahui, Facebook saat ini memang tengah gencar menggaungkan istilah “Metaverse” yang menggabungkan dunia nyata dengan virtual.
“Untuk mencerminkan siapa kami dan apa yang kami bangun. Seiring berjalannya waktu, saya harap kami terlihat sebagai perusahaan Metaverse,” kata Zuckerberg. Metaverse terdiri dari kata meta yang berarti melampaui dan verse (universe) yang artinya alam semesta.
Metaverse adalah alam semesta fiktif yang memungkinkan tidak hanya merujuk ke dunia virtual. Tetapi Internet secara keseluruhan, termasuk seluruh spektrum pengalaman interaktif. Artinya, Metaverse adalah tempat dunia fisik dan digital bersatu.
Orang-orang bisa melakukan pertemuan, mencoba baju, pergi ke konser tanpa kontak fisik. Teknologi ini memang sedang mengalami perkembangan pesat yang ditandai dengan maraknya gim berbasis VR (Virtual Reality). Hal ini konsepnya sama seperti Zoom atau Google Meet.
Meskipun hanya menatap layar, tetapi masyarakat akan benar-benar melihat anggota keluarga atau kerabatnya seperti di hadapannya. Hal ini menjadi potensi realitas virtual yang sangat besar, terutama dari sudut pandang bisnis.
Facebook Horizon merupakan tempat imersif khusus undangan yang dapat dimasuki pengguna dengan memasang headset Oculus. Kemudian, pada Agustus, meluncurkan Horizon Workrooms, sebuah fitur di mana rekan kerja yang memakai headset VR dapat mengadakan rapat di ruang virtual di mana mereka semua muncul sebagai versi 3D kartun dari diri mereka sendiri.
Namun, ke depan, prospeknya adalah metaverse menjadi ruang yang jauh lebih berkembang. Seperti yang ditulis oleh kapitalis ventura, Matthew Ball dalam postingan blog, metaverse akan menjadi ekonomi yang berfungsi penuh. Di mana individu dan bisnis akan dapat membuat, memiliki, menginvestasikan, dan menjual produk.

Selain itu, sudah ada token game yang dapat dimonetisasi dan yang baru kelas aset yang disebut NFT (non-fungible token) juga telah muncul, hanya ada secara digital. Dalam sebuah wawancara dengan The Verge, Zuckerberg mengatakan, Metaverse bukan hanya realitas virtual, melainkan juga akan dapat diakses di berbagai platform komputasi.
Platform komputasi tersebut di antaranya virtual dan augmented reality dan juga di komputer pribadi, perangkat seluler, dan konsol game. Menurut Zuckerberg, Metaverse akan menjadi lingkungan di mana masyarakat bisa bersama, menyerupai semacam hibrida antara platform sosial yang dilihat hari ini, kemudian “diwujudkan kembali di dalamnya”.